Wednesday, January 14, 2009

JALAN YANG JARANG DILALUI


Malam tadi, untuk kesekian kalinya sang kawan meneleponku menyatakan kegundahan hatinya.

+ Aku masih gamang…

- Pertanyaanku cuman satu kawan, apa yang dikatakan oleh hatimu?

+ Menerima lamarannya

- So?

+ Tidak semudah itu. Terlalu banyak pertimbangan yang harus aku pikirkan.
Tentang statusnya, tentang masa lalunya, tentang pandangan keluarga besarku,
tentang reputasiku, tentang.. banyak deh!

- Kenapa harus ada banyak pertimbangan yang pada akhirnya malah membebani langkahmu?
Toh kata hatimu sendiri sudah jelas mengatakan jalan mana yang seharusnya kamu tempuh kan?

+ Kita hidup di negara yang melazimkan kita untuk berlaku demikian terkait dengan adat,
budaya, dan norma-norma yang telah berlaku.

- Ternyata kamu tidak sespecial seperti yang aku kira kawan.

+ Kok?

- Karena kamu menempuh jalan yang ditempuh oleh orang kebanyakan.
Kamu tidak berani mengambil jalan lain, jalan yang akan membuat kamu menjadi pribadi
yang berbeda. Jalan yang mungkin bisa lebih cepat mengantarkanmu kearah yang hendak
kamu tuju. Yaitu kebahagiaan..

Sang kawan terdiam lama. Kemudian …

- Aku iri sama kamu. Kamu mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki oleh banyak orang.
Berani menentukan jalanmu sendiri. Dan sepanjang pengamatanku kamu selalu tampak
bahagia dengan jalan yang kamu pilih sendiri tersebut.

+ Tidak selalu bahagia. Terkadang ada penyesalan-penyesalan yang menghampiriku.
Penyesalan yang kemudian baru kutahu terlalu sedikit jika dibandingkan dengan kebahagiaan
hati yang aku dapatkan. Sebuah penyesalan yang tidak sebanding dengan nikmatnya bisa
menghalau segala resiko yang aku temui di jalan yang jarang dilalui tersebut.

- Thanks wie…

Kawan,

Terkadang kita dihadapkan pada satu persimpangan jalan kehidupan. Jalan bercabang yang terbentang didepan mata dimana kita diharuskan untuk menentukan jalan mana yang hendak dilalui.

Banyak orang akan memilih jalan yang sering dilalui oleh yang lain, sebuah jalan dengan rerumputan yang sudah mati karena terlalu seringnya diinjak-injak orang yang melewatinya, jalan yang bebatuan penghalangnya sudah tersingkirkan oleh pendahulu-pendahulu yang melewatinya, jalan yang saat kita lalui tidak memberikan efek kejut –sebuah efek yang bisa membuat debar jantung kehidupan kita lebih berirama, sebuah jalan yang datar…. Yang pada saat kita bisa mencapai ujung jalan itu, tidak ada rasa kepuasan berlebih, karena kita sudah bisa menduga ujung jalan yang kita lalui tersebut.

Sementara dibagian jalan lain, sebuah jalan yang jarang dilalui. Dimana saat melewatinya kita masih bisa merasakan nikmatnya bersentuhan dengan tetes embun yang membasahi rerumputan, asyiknya berkegiatan memindahkan segala bebatuan penghalang, sebuah jalan yang kala kita bisa sampai pada ujungnya akan memberikan kepuasan bathin. Sebuah kebahagiaan yang merasuk ke relung hati terdalam yang tak tergantikan dengan apapun juga…

Saya pernah merasakan betapa indahnya mencinta, merasakan bahagiannya tertawa, juga merasakan sedihnya tetes airmata yang membasahi diri. Pernah merasakan arti memiliki, juga merasakan arti kehilangan.

Dan saya tak menyesali apapun yang telah terjadi, karena saya melakukan semunya dengan jalan saya. Kemudian, saat masa itu sudah dekat, saya akan menyongsongnya dengan senyum kebahagiaan, karena saya telah memilih jalan kehidupan saya sendiri.

Sebuah jalan yang jarang dilalui …

22 comments:

  1. Jalan.... jalan-jalan kopdar wae Mbak.. piye?
    *dipancal Mbak Wie*

    ReplyDelete
  2. wokeeh chic! sebelum aku pindah kota lagi. hehe..

    ReplyDelete
  3. menikah itu sebaiknya bukan karena cinta tapi karena komitmen

    ReplyDelete
  4. Wah, kalo saya malah lagi menerabas pepohonan lebat bikin jalur baru, meski banyak orang lewat jalan laen aja. :D

    ReplyDelete
  5. @kian : intinya bukan pernikahan kie, tapi keberanian dalam menentukan jalan yg hendak dilalui.

    @okii : seep.... laki2 emang harus seperti itu bro :)

    ReplyDelete
  6. mikir sih boleh, tp jangan kebanyakan yg dipikirin kalo emang malah bikin pusing sendiri. begitu kan, mbak?

    ReplyDelete
  7. percuma milih jalan.. semuanya macet...

    *nyungsep

    ReplyDelete
  8. The road less travelled yo mbak?

    Aku selalu takut melewati jalan itu

    ReplyDelete
  9. mba' wie ini musim ujan, angin kencang, jalanan penuh lubang... jalan yang jarang di lalui itu depan utag, sigarbencah, kaligawe... kayaknya ada tretnya di milis deh mba'?

    *dadam dadam*

    ReplyDelete
  10. trus... kapan kamu nikah mbak ?

    *de javu.. :D

    ReplyDelete
  11. ya..
    ordinary guy with an extraordinary way..

    *buka kamus*

    ReplyDelete
  12. manggut2... keliatane aku pilih jalan yang gak banyak dilalui orang wekekekekkeek
    mbakyuuuuu hasil tessku kemarenn manahhhhhhh????
    *mulai riwil*

    ReplyDelete
  13. Kebahagiaan adalah bukan tujuan hidup yang sesungguhnya, tapi bahwa untuk mencapai kebahagiaan itu perlu pengorbanan yang sangat besar dan kebahagiaan hanya sebuah sarana untuk melewati jalan panjang dimana kita akan bertanggung jawab terhadap apa yg pernah di perbuat selama hidup kita.
    *numpang comment mbak*

    ReplyDelete
  14. ya wis engga apa deh, yang penting bisa mensyukuri apa yang diberikanNYa.

    ReplyDelete
  15. hmm...gitu ya..
    perlu sekali dicoba.

    ReplyDelete
  16. dah nemuin jln kebahagiaanmu ga wie skrang?
    jl itu klo ga salah jl boom lama wakkakka...jka..

    wes gek ndang, rak sah kesuwen...

    *ngacirrr*

    ReplyDelete
  17. @anonymous : heeiii.... ini sapa yak? kok tahu jl. boomlama segala?

    ReplyDelete
  18. perkenalken saya penggemar beratmu wik ....
    kamu tau gak itu kan jalan kenangan kita

    ReplyDelete
  19. salam kenal..dr saya

    ReplyDelete