Monday, May 5, 2008

WHERE IS THE LOVE

Tangisan bapak tua itu meraung-raung, menangisi salah seorang keluarganya yang tewas mengenaskan. Disisi lain, beberapa ibu tersedu dengan pandangan hampa menatap deretan rumah yang telah menjadi abu.

Pemandangan yang mengiris hati.

Pedih mata ini melihatnya …

Pulau Seram menjadi semakin seram dengan adanya penyerangan sekelompok orang ke desa tetangga. Korban pun berjatuhan. Sekitar 80 rumah terbakar habis dan 5 nyawa melayang karena insiden ini (sumber : liputan 6 SCTV).

Batas wilayah, itu pemicunya. Sebuah tonggak atau apapun bentuknya, yang ditancapkan hanya untuk memudahkan pemetaan suatu daerah sehingga urusan administratif dapat dijalankan dengan lebih mudah.

Namun kemudahan yang diharapkan ternyata harus dibayar dengan kesedihan. Perang antar desa tercetus. Banyak jiwa ”terluka”, tidak hanya mereka yang terlibat dalam konflik, tapi orang-orang yang tak menyukai kekerasan pun menatap sedih dengan insiden tersebut.

Ah, kemana perginya sang cinta?

Jadi teringat akan Jalur Gaza Palestina.

Ribuan orang menjadi korban akan sengketa wilayah tersebut. Sungguh suatu sengketa yang telah menimbulkan trauma, kebencian, dan dendam yang mendalam pada seluruh penghuninya. Sang anak bersumpah akan membalas dendam terhadap penjagal kepala ayahnya, si cucu bersumpah akan membalas dendam terhadap penyiksaan yang dilalui keluarganya, sang cicit pun tak kalah geram dan dendamnya terhadap kebengisan-kebengisan yang dilihatnya. Terus seperti itu, turun-temurun tiada henti. Amarah, kebencian, dendam, dan keganasan terusa saja tumbuh pada jiwa-jiwa setelahnya.

Dan, karena kurun waktu yang teramat lama itu, konflik pun melebar menjadi beberapa isu. Tentang zionisme, agama, dan (mungkin) masih banyak lagi alasan-alasan untuk ”pembenaran” perang Isral-Palestina.

Miris melihat penderitaan mereka yang tinggal disana. Sedih hati ini melihat anak-anak kecil yang tumbuh dengan dendam membara, pedih mata ini melihat ekspresi ketakutan dan kerut-kerut kewaspadaan yang menghiasi setiap wajah. Teramat sedih.... membayangkan mereka yang hidup tanpa pernah mengenal arti senyum bahagia penuh cinta.

Tapi aku bisa apa???????

Melakukan orasi tentang sebentuk cinta kasih yang menenangkan hati di daerah konflik tersebut???

(tak hendak meminta jawaban)

Aku mungkin memang tak bisa meredakan konflik yang ada, aku hanya bisa berjanji bahwa aku akan menjadi pribadi yang penuh dengan cinta.

Cinta yang aku hadirkan melalui peluk hangat saat dunia terasa kejam untuk dilalui,

Cinta melalui jabat erat tanganku sebagai tanda akulah teman yang akan menemani hari-hari panjang tak menentu ini

Cinta yang aku hadirkan melalui seulas senyum, meskipun tak seindah pelangi, namun aku yakin akan bisa menambah ceria & indahnya pagi

Sebuah cinta sederhana, yang tak hendak meminta imbalan apapun...

Hanya sebentuk harap, semoga kamu pun melakukan hal yang sama.

Bukan untukku, tapi untuk dirimu sendiri ...

People kilin’

People dyin’

Children hurt and hear them cryin’

Can you practice what you preach

Would turn the other cheeck

Father, father, father help us

Send some guidance from above

Cos people got me got me questionin’

Where is the love

Ah cinta …. Kemana perginya??????

*lagi miris dan sedih dengan kekerasan yang sering terjadi

Thursday, May 1, 2008

DAN PESTA PU MENJADI SANGAT AKBAR


Kopdar Akbar di Bulan April ya?

Ide dadakan itu muncul dari King of Japri yang melontarkannya via japrian Gtalk.

Well, bukan ide yang buruk. Maka otak inipun segera bekerja. Menyusun berbagai bentuk acara yang hendak diluncurkan.


Dari mulai penentuan tema acara, dress code, dan rangkain acara yang hendak dilaksanakan, awalnya menuai banyak pemikiran negatif.


Pake batik? Pasti nanti banyak yang ga datang deh.

Lomba Scrabble? Walah, mbok ya gamesnya yang ringan dan menghibur aja, biar banyak yang daftar.

Hah? Menunya sebanyak itu? Mbok yang simpel-simpel aja, misalnya nasi bungkus, biar ga ngrepotin yang punya rumah.

Kamu belum tahu seh anak-anak itu seperti apa ..

Dan banyak lagi...


Jujur, sempat keracun juga otakku dengan pemikiran-pemikiran negatif itu. Sempat pula hendak menyerah dan mengikuti pola yang telah ada.
You have only two choices wie, and you have to pick one of them!

1. Mengikuti pola yang telah ada, yang berarti kamu ga perlu repot tenaga dan keuangan tapi acara akan standar tidak sesuai dengan jiwa kreatifmu.

2. Mengikuti ide2 liarmu, dengan resiko kamu akan kehilangan banyak tenaga dan keuangan untuk mensupportnya.

Tapi untungnya rasa optimis dalam diri lebih mendominasi sehingga membuat aku tetap keukeuh mempertahakan format acara yang telah aku buat. No pain No gain huh? So, why worry?

Dan semuanya tetap berjalan sesuai rencana.

And look!!! It’s so miracle to me!

Tak dinyana tak dikira, semua berjalan begitu lancar. Dress code yang awalnya diperkirakan sebagai kendala kehadiran peserta ternyata tak terbukti, bahkan semua mematuhinya.

Lomba-lomba yang awalnya sepi peserta, ternyata akhirnya malah jadi lomba yang paling diminati. Banyak sekali yang mau berpartisipasi secara spontan untuk meramaikan acara.

Dan kerepotan penyajian makanan yang berjibun itupun tidak berkendala sama sekali. Semua mau turun tangan dan semua juga mempunyai rasa tanggung jawab untuk mensukseskan acara tersebut.

Hiks, terharu aku dibuatnya ...

Tak berhenti sampai disitu pula, keuangan yang telah aku persiapkan untuk mem-back up kesuksesan dan kelancaran acara ternyata pengeluarannya tak semeledak seperti yang aku bayangkan.


Semua berlomba-lomba menjadi donatur, entah itu dalam bentuk uang ataupun dalam bentuk barang-barang buat doorprise serta properti lomba. Dan sungguh, ini membuatku sangat bangga menjadi bagian dari kalian guys.

Dan dari kesibukan kali ini ada banyak pelajaran yang bisa dipetik :

Ø Ternyata bayangan tak semenakutkan kenyataan

Ø Pikiranmu yang akan mengantarkanmu kepada kenyataan sesuai yang kamu pikirkan (you are what you’ve think)

Ø Dibutuhkan rasa kebersamaan untuk membuat semuanya berjalan lancar sesuai yang diinginkan

Klo sudah begini, acara sekaliber apapun akan dengan mudah bisa kita lalui guys.

Karena Loenpia, memang lebih enak jika dimakan bersama-sama.

BRAVO BUAT LOENPIA!

WE ARE A GREAT TEAM GUYS!

Thanks to toekang loenpia yang udah mau menjadi donatur : stella, fany, chakim, novy, munep, kopril, pepeng, budi, mizan, yudi, teguh, didut, dendi, mas wien, ariw, fian, mbak evi, niea, niningss, nina, bunsal.



ps :fotonya ditunggu yud!