Tuesday, November 20, 2007

CINTA MENYEK-MENYEK (dan sebuah perubahan)


Akhir April, suatu pagi di pedalaman Kota Jogja yang sangat menghijau,

- Kamu lagi jatuh cinta ya?

+ Tahu darimana?

- Dari keseriusan kamu mempelajari kamera itu.

Dahi ini seketika berkerut mendengar penjelasannya
+ Kamu inget nggak, dulu ketika kamu sedang jatuh cinta sama pria, kamu asyiikk banget belajar maen gitar. So kiss me and smile for.... ooo.. living on a jet plane... Lagu yang bikin aku pengen muntah, karena selalu kamu mainkan berulang-ulang yang membuat orang berdecak kagum melihat cara kamu yang begitu seksi memainkan gitar buluk itu. Padahal, jika saja mereka tahu bahwa hanya itulah satu-satunya lagu yang bisa kamu mainkan, maka aku jamin merekapun pasti akan muntah masal bersamaku.

- Hahaha... kamprett loe!

+ Aku yakin, jika nanti kamu sudah bisa menguasai perasaanmu, maka kamera itu tidak akan menarik lagi untuk dipelajari. Dan nasibnya pasti akan sama seperti gitar buluk itu, karena pembelajaran yang sekarang sedang kamu lakukan hanyalah untuk mengalihkan segala perasaan kamu yang tidak menentu itu kan?
Hanya tersenyum dan mengerling genit.

+ Kenapa?

- Karena dia tidak mencintaiku.

+ Tahu dari mana?

- It just my feeling...

+ Apakah ini feeling yang sama seperti ketika kamu jatuh cinta sama pria? Feeling yang akhirnya membuat kamu tertawa getir karena ternyata pria pun mencintaimu. Sebuah cinta yang telat kamu ketahui.

Nyengir kuda

+ Aku akui, kamu sangat dewasa dalam mensikapi setiap masalah hidup kamu. Bahkan kalimat-kalimatmu itu sangat manjur, membuat orang terpuruk menjadi bangkit kembali. Tapi….. untuk masalah yang satu ini kamu payah! Bahkan sangat paayaaaah….!

- Hihihi…. Nobody’s perfect kan ?

+ Hmm… mencoba berlindung dengan kalimat itu ya? Ok, kembali ke feeling kamu. Bagaimana kalau ternyata feeling kamu salah lagi?

- Yaach… nasib lah…

+ Hahaha, so simple but stupid gal!

- Hehe… maybe, but sometimes this silly thing makes me comfort.

+ hmm… aku merasakan ada alasan lain lagi yang lebih penting dari sekedar “dia tidak mencintaiku”.

- Sepertinya percuma saja bersembunyi dari kamu ya? (Tersenyum simpul)

+ Aku kenal siapa kamu. Seseorang yang tidak mengenal kata menyerah, yang merubah halangan menjadi sebuah tantangan. Bahkan aku yakin, jika saja kamu mau maka kamu bisa merubah “dia tidak mencintaiku” menjadi “dia sangat mencintaiku”.

- Berlebihan…

+ Tidak juga. Sudah ada buktinya kan ? Dua malah. Beri aku waktu at least satu bulan supaya kamu dapat mengenal aku, dan aku jamin kamu akan jatuh cinta karenanya. Itu kan kalimat yang selalu kamu ucapkan? So…??”

Mengangkat bahu.

+ Apa sih yang kamu takutkan? Takut ditolak? Nggak siap untuk gagal? Bukankah kegagalan atau keberhasilan suatu usaha itu akan diketahui setelah kita mencobanya?

- Betull...

+ Jadi, kamu mau mencoba untuk mengkomunikasikan perasaanmu dengan benar kan? Tidak lagi bersembunyi dibalik gitar, kamera, atau apapun juga?

- Tidak juga...

+ Hah?!? Kenapa??

- Seperti yang kamu bilang, bahwa aku payah dalam satu hal ini...

+ Tapi kamu kan bisa belajar untuk mencobanya dulu, siapa tahu kali ini tawa kamu tidak lagi getir.

- Ok.. aku pasti akan mencoba memperbaiki kelemahan ini, tapi mungkin butuh waktu. Dan aku berharap waktu itu datang disaat yang tepat.

+ Waktu?? Seberapa lama itu? Apakah cinta yg sekarang kamu harapkan itu akan menungguimu sepanjang waktu?

- Du no... Dia tahu arah jalan pulang kok. Itu berarti, jika dia mau maka dia tidak akan tersesat...

+ Bagaimana kalau dia memilih pergi dan tidak mau pulang?

- Masih ada cinta-cinta lain yang akan muncul. Toh, aku tidak perlu memelihara cintaku kepada orang yang tidak mencintai aku kan?

+ Damn! Kamu sungguh mengagumkan sekaligus memuakkan.

- Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Ini hanyalah sebuah cinta eros yang tidak perlu terlalu diagung-agungkan. Toh waktu juga yang akan menjawab apakah aku perlu mempertahankan cinta ini atau tidak.

+ Kamu selalu berlindung dibalik kata waktu. Suatu kata yang kamu gunakan untuk menutupi kelemahanmu. Kelemahan yang bahkan tidak berusaha untuk kamu perbaiki.

- Maafkan aku, jika itu mengecewakanmu ....
(meminjam kalimat seorang teman, ... bukan tak mau tahu tentang kelemahan diri dan lalu memperbaiki, hanya saja aku bukan senapan yang ketika dikehendaki bisa langsung ditembakkan...)

Sinar mentari di atas Kota Jogja mulai mengusir dinginnya kabut pagi ini...

* Tuhan memberikan kekuatan untuk menerima yang tidak bisa kita ubah. Keberanian untuk mengubah yang memungkinkan. Dan kebijaksanaan untuk memahami perbedaan keduanya. (Frederich Oetinger)


** Wie, suatu pagi di pinggiran Jogja yang masih menghijau.

SESEORANG YANG AKU BERI NAMA MBUH


- 081392777754
pa kbr cantik ....

Sms dari seseorang yang namanya tidak terecord dalam buddy list hapeku. Sejenak kucermati nomor tersebut untuk kemudian aku biarkan sms tersebut tidak terbalas.

- 081392777754
y’re wright .. wiek

Setengah jam berlalu, dan nomor tersebut kembali meng-sms aku. Sekali lagi kucermati isi sms tersebut, mencoba mengingat-ingat siapakah gerangan yang mempunyai gaya bahasa dan penulisan seperti itu, serta caranya memanggil namaku. Lima menitpun telah lewat dan aku masih tidak tahu siapakah pemilik nomor tersebut. Kubiarkan sms itu tidak terbalaskan lagi. Bukan bermaksud untuk sombong ataupun angkuh, tapi aku memang tidak pernah membuang waktuku untuk hal-hal yang tidak jelas seperti ini. Kembali aku menyibukkan diri dengan tumpukan kertas-kertas dimeja kerjaku.

Dan hari ini, genap dua hari dari sms terakhir yang aku terima dari nomor yang kemudian aku beri nama "mbuh" itu kembali mengirimiku sms.


- mbuh
my new nmber. It’s me. Y’re wrght abt wht I’m feel, see, thnkng.. I dnt knw wht I hv 2 do now. i’m sure, now u must b hpy.

+ aku
Would you please 2 tell me what’s yr name? And how did u know that I’m happy now? What happen wiv yr feeling?

- mbuh
ah.. frget abt my flng. U knw who i’m or u d’nt wnt 2 knw.. a’re u hpy now sweety?

+ aku
I really du no who u r.. Maybe dis is my last sms. If u don’t want 2 tell me who u r then it’ll make me so sad. D u want 2 see me frown? :(

Sms itu berhenti sampai disitu. Kuletakkan hapeku didekat piring anggur yang tinggal 5 biji tersebut, jika kamu ingin membuat aku penasaran, kamu salah jek.. bathinku dan aku tersenyum sendiri karenanya. Sungguh, aku selalu kasihan dengan orang-orang seperti mbuh ini. Orang-orang pengecut, yang hanya berani bersembunyi dari berbagai macam alasan. Kuambil anggur yang menunggu untuk dihabiskan itu, menguyahnya pelan, dan... hgghhh, ku hela nafas sedikit panjang. Malam ini tampak begitu damai, bulan yang belum pula purnama ikut pula menyumbangkan rasa damai yang aku rasakan tersebut. Tiba-tiba aku teringat akan seseorang...

“Sejak SMA aku terlibat protection bussines involve all kind of street violence, but i never hit a women...that's my rules..and principe. Udah ga keitung berapa kali aku dekat sekali dengan kematian, bahkan aku pernah lari nenteng ususku sendiri. Dan alhamdulillah aku sudah keluar dari kehidupan tersebut sejak tahun 97…”

Sahabatku tersebut terus saja bercerita tentang masa lalunya, masa lalu yang mungkin bagi sebagian orang sungguh sangat mengerikan untuk dijalani. Jujur saja, aku sempat ngeri mendengar ceritanya tersebut, bahkan perutku langsung mulas ketika membayangkan dia berlari dengan usus yang terburai keluar. Sungguh aku tidak sanggup untuk membayangkannya, sebuah adegan yang bahkan tidak pernah aku temui pada cerita-cerita film yang pernah aku lihat. Meskipun demikian, aku tidak lantas mengklaim dia sebagi laki-laki brengsek, penjahat, atau sebutan-sebutan buruk lainnya. Toh aku tidak pernah berjalan menggunakan sepatunya, bahkan aku tidak pernah merasakan hidup menjadi anak jalanan. Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk menghakimi dia. Satu hal yang malah membuat aku angkat topi adalah kejujurannya. Ya! Kejujuran dan keterbukaannya dalam menceritakan masa lalunya yang mengerikan tersebut. Tidak banyak aku jumpai orang-orang yang berani jujur dan tampil apa adanya seperti sahabatku ini. Justru yang banyak aku jumpai dari para lelaki yang mencoba mendekatiku adalah, kepura-puraan mereka. Mereka sibuk tampil menjadi laki-laki baik, laki-laki sholeh, dengan segala macam karangan cerita yang mereka suguhkan dan tingkah laku yang dibuat-buat. Yang kadang itu semuanya malah bikin aku tertawa, there's something you should know pal, that I'm not a fool woman like you think ... hmm, sebentuk kesombongan diri yang kadang menyelamatkanku dari laki-laki tidak bermanfaat.

Masa lalu, setiap orang pasti memilikinya. Dan hendaknya masa lalu itu dijadikan pijakan untuk melangkah ke masa selanjutnya, sehingga kita akan lebih pandai dan bijaksana dalam mensikapi hidup. Orang-orang hebat bukanlah orang-orang yang tidak pernah memiliki pengalaman buruk dalam hidupnya, tapi bagaimana dia menjadikan setiap pengalaman buruk itu sebagai insulin, yang akan menguatkan dia hari demi hari.

Dari sahabatku ini aku telah belajar satu hal, KEJUJURAN. Bahwa dengan jujur, kita tidak perlu menambah beban masalah lagi yang mungkin akan membuat langkah kita semakin berat. Dan untuk menjadi jujur diperlukan sebuah keberanian, keberanian menghadapi hal-hal yang mungkin tidak kita kehendaki. Keberanian yang hanya dimiliki oleh orang-orang hebat nan perkasa, karena mereka tahu bahwa kenyataan kadang tidak semengerikan yang dibayangkan.


** Cirebon, 27 maret 2007

Monday, November 19, 2007

IRISAN HATI



Aku Mencintaimu...

Aku mencintaimu,
tanpa tahu kapan, dimana, dan bagaimana
sama seperti aku merindumu,
tanpa tahu mengapa, mengapa harus, dan haruskah
Aku hanya ingin mencintaimu secara sederhana,
tanpa menyertakan kerumitan-kerumitan yang ada
dan sungguh, aku rindu bicara cinta denganmu....


10 Feb' 07, ketika rindu akan djogja semakin menggunung....


**

For Sentimental Reason

I really miss u,
just for the sentimental reason
or, just for the misty reason?
It doesn't matter what the reason is,
It's just the feeling which come and go
And when my heart beat so fast,
I just wanna have a power to tell U,
that I need U...


(only for sentimental reason)


_medio April'07, ketika keberanian tidak kunjung jua ada


**

PASIR BESI

Gurat senyummu,
mengingatkan aku akan seseorang dibatas cakrawala
seseorang yang hanya aku temui di terangnya hari
dan menghilang di sejumput bintang
demikian pula dirimu...


_15 May'07, masih di Cirebon