Monday, September 22, 2008

SELAMAT PAGI CINTA

Teman lelaki : Aku ingin putus darinya
Aku : Kenapa?
Teman lelaki : Karena dia tidak mau berubah

Di sisi lain

Teman Wanita : Aku tak sanggup lagi mendampinginya
Aku : Kenapa?
Teman wanita : karena dia susah untuk berubah

Hmm…. Berubah. Kata itu menjadi pemicu retaknya sebuah hubungan.

Kenapa harus memaksakan untuk merubah seseorang yang kita sayangi, jika kemudian harus terpisah karenanya?

Jadi teringat akan hubungan kasih terdahulu.
Saat sang cinta menyentuh, kusadari bahwa itu karena ketidakromantisannya yang terkadang membuat diri ini tertawa geli membandingkan dengan keromantisanku, sedikit bicaranya yang lalu memicuku berbicara lebih banyak untuk meramaikan suasana, kecerdasannya yang membuat diri ini tunduk bahagia, penampilannya yang jauh dari modisnya penampilanku, kemanjaannya yang terkadang mengalahkan rasaku untuk itu, dan …. gerejanya yang berbeda dengan masjidku.
Namun semua itu tak menjadikan masalah, karena saat kami sadar bahwa kami berbeda, saat itu pulalah kami juga sadar bahwa kami begitu serasi dengan perbedaan itu. Dan masing-masing kami tak ada yang berkeinginan untuk merubah yang telah ada, karena kehadiran kami dalam kehidupan sang cinta bukan untuk melakukan perubahan-perubahan, tapi untuk memberikan warna lain sehingga dengan adanya warna itu kehidupan yang dijalani menjadi semakin indah.
Kalaupun kemudian tetap harus terjadi perpisahan, itu bukan karena perubahan-perubahan yang terjadi. Tapi karena memang sang cinta hanya diperbolehkan berkunjung sampai batas tersebut. Untuk membuat kami belajar tentang arti sebuah perbedaan. Perbedaan yang tak menjadi kendala karena ada bahasa cinta di dalamnya.

Teman lelaki & wanita (dalam waktu yg terpisah) : haruskah kami berpisah?
Aku : tak mengapa kalau itu membuat semuanya menjadi lebih baik. Hidup ini adalah sebuah proses dimana terkadang dibutuhkan bantuan orang lain untuk melancarkan proses itu. Mungkin dia adalah salah satu bagian dari proses itu, proses untukmu belajar sesuatu hal yang kamu dapatkan kala bersamanya. Namun perlu diketahui, bahwa untuk mendapatkan proses pembelajaran itu tidak melulu harus dilakukan dengan perpisahan. Berdua sepertinya akan jauh lebih baik, asal ada kerelaan hati untuk saling berbagi dan mengerti. It’s your choice.

Sang temans pun pergi dariku dengan tatapan mata dan senyum penuh arti.

Ah…. Jadi rindu sama kamu. Rindu lucunya tatapan matamu. Tatapan mata yang belakangan ini membuat hari-hariku sedikit kacau karena adanya penyusup yang tak tahu diri. Sang penyusup yang tak rela kamu berada disini bersamaku, mencoba sekuat tenaga mengalihkan segala pandangmu akanku ke arahnya. Padahal dia tahu bahwa itu adalah kesia-siaan.

Kenapa dia harus berlaku naif? Cinta atau napsukah yang bercokol di dirinya sehingga membuat dia berlaku seagresif itu?

Jika kemudian aku tak seagresif dia, bukan karena aku tak punya rasa. Hanya saja, bisa melihat matamu berbinar bahagia kala bersamaku, mendengar tawa renyahmu juga cerita-cerita ringan itu, dan sedikit sentuhan lembutmu, itu sudah cukup buatku.

Bagiku, bisa selalu mendengar sapa ramahmu di sela kesibukanmu, mengalahkan sang rembulan yang kelak ingin aku bagi indahnya bersamamu.

Tak hendak berharap apa-apa, hanya ingin berucap :

SELAMAT PAGI CINTA….. SUDAHKAH KAMU MENELPONKU HARI INI?


*rinduku kali ini hanya untukmu



Monday, September 8, 2008

SENJA MENIKUNG



Jika kemudian senja itu menikung,

itu bukan salah siapa-siapa

itu adalah pilihan sayang...


*dan biarkan semuanya tetap disana seperti angan sang senja