Tuesday, November 20, 2007

SESEORANG YANG AKU BERI NAMA MBUH


- 081392777754
pa kbr cantik ....

Sms dari seseorang yang namanya tidak terecord dalam buddy list hapeku. Sejenak kucermati nomor tersebut untuk kemudian aku biarkan sms tersebut tidak terbalas.

- 081392777754
y’re wright .. wiek

Setengah jam berlalu, dan nomor tersebut kembali meng-sms aku. Sekali lagi kucermati isi sms tersebut, mencoba mengingat-ingat siapakah gerangan yang mempunyai gaya bahasa dan penulisan seperti itu, serta caranya memanggil namaku. Lima menitpun telah lewat dan aku masih tidak tahu siapakah pemilik nomor tersebut. Kubiarkan sms itu tidak terbalaskan lagi. Bukan bermaksud untuk sombong ataupun angkuh, tapi aku memang tidak pernah membuang waktuku untuk hal-hal yang tidak jelas seperti ini. Kembali aku menyibukkan diri dengan tumpukan kertas-kertas dimeja kerjaku.

Dan hari ini, genap dua hari dari sms terakhir yang aku terima dari nomor yang kemudian aku beri nama "mbuh" itu kembali mengirimiku sms.


- mbuh
my new nmber. It’s me. Y’re wrght abt wht I’m feel, see, thnkng.. I dnt knw wht I hv 2 do now. i’m sure, now u must b hpy.

+ aku
Would you please 2 tell me what’s yr name? And how did u know that I’m happy now? What happen wiv yr feeling?

- mbuh
ah.. frget abt my flng. U knw who i’m or u d’nt wnt 2 knw.. a’re u hpy now sweety?

+ aku
I really du no who u r.. Maybe dis is my last sms. If u don’t want 2 tell me who u r then it’ll make me so sad. D u want 2 see me frown? :(

Sms itu berhenti sampai disitu. Kuletakkan hapeku didekat piring anggur yang tinggal 5 biji tersebut, jika kamu ingin membuat aku penasaran, kamu salah jek.. bathinku dan aku tersenyum sendiri karenanya. Sungguh, aku selalu kasihan dengan orang-orang seperti mbuh ini. Orang-orang pengecut, yang hanya berani bersembunyi dari berbagai macam alasan. Kuambil anggur yang menunggu untuk dihabiskan itu, menguyahnya pelan, dan... hgghhh, ku hela nafas sedikit panjang. Malam ini tampak begitu damai, bulan yang belum pula purnama ikut pula menyumbangkan rasa damai yang aku rasakan tersebut. Tiba-tiba aku teringat akan seseorang...

“Sejak SMA aku terlibat protection bussines involve all kind of street violence, but i never hit a women...that's my rules..and principe. Udah ga keitung berapa kali aku dekat sekali dengan kematian, bahkan aku pernah lari nenteng ususku sendiri. Dan alhamdulillah aku sudah keluar dari kehidupan tersebut sejak tahun 97…”

Sahabatku tersebut terus saja bercerita tentang masa lalunya, masa lalu yang mungkin bagi sebagian orang sungguh sangat mengerikan untuk dijalani. Jujur saja, aku sempat ngeri mendengar ceritanya tersebut, bahkan perutku langsung mulas ketika membayangkan dia berlari dengan usus yang terburai keluar. Sungguh aku tidak sanggup untuk membayangkannya, sebuah adegan yang bahkan tidak pernah aku temui pada cerita-cerita film yang pernah aku lihat. Meskipun demikian, aku tidak lantas mengklaim dia sebagi laki-laki brengsek, penjahat, atau sebutan-sebutan buruk lainnya. Toh aku tidak pernah berjalan menggunakan sepatunya, bahkan aku tidak pernah merasakan hidup menjadi anak jalanan. Jadi, tidak ada alasan bagiku untuk menghakimi dia. Satu hal yang malah membuat aku angkat topi adalah kejujurannya. Ya! Kejujuran dan keterbukaannya dalam menceritakan masa lalunya yang mengerikan tersebut. Tidak banyak aku jumpai orang-orang yang berani jujur dan tampil apa adanya seperti sahabatku ini. Justru yang banyak aku jumpai dari para lelaki yang mencoba mendekatiku adalah, kepura-puraan mereka. Mereka sibuk tampil menjadi laki-laki baik, laki-laki sholeh, dengan segala macam karangan cerita yang mereka suguhkan dan tingkah laku yang dibuat-buat. Yang kadang itu semuanya malah bikin aku tertawa, there's something you should know pal, that I'm not a fool woman like you think ... hmm, sebentuk kesombongan diri yang kadang menyelamatkanku dari laki-laki tidak bermanfaat.

Masa lalu, setiap orang pasti memilikinya. Dan hendaknya masa lalu itu dijadikan pijakan untuk melangkah ke masa selanjutnya, sehingga kita akan lebih pandai dan bijaksana dalam mensikapi hidup. Orang-orang hebat bukanlah orang-orang yang tidak pernah memiliki pengalaman buruk dalam hidupnya, tapi bagaimana dia menjadikan setiap pengalaman buruk itu sebagai insulin, yang akan menguatkan dia hari demi hari.

Dari sahabatku ini aku telah belajar satu hal, KEJUJURAN. Bahwa dengan jujur, kita tidak perlu menambah beban masalah lagi yang mungkin akan membuat langkah kita semakin berat. Dan untuk menjadi jujur diperlukan sebuah keberanian, keberanian menghadapi hal-hal yang mungkin tidak kita kehendaki. Keberanian yang hanya dimiliki oleh orang-orang hebat nan perkasa, karena mereka tahu bahwa kenyataan kadang tidak semengerikan yang dibayangkan.


** Cirebon, 27 maret 2007

1 comment: